2020 Tahun yang gak di harapkan untuk semua orang, tahun yang sulit banget buat di lewatin, tahun yang menjadi momentum kebangkitan atau keterpurukan semua orang, bukan hanya di negara yang kita cintai ini, tapi di seluruh dunia. Ya pandemic covid-19 yang sedang kita hadapi.

covid

Januari saya sedang bahagia2nya dengan kelahiran anak ke-2 saya Athiyyah Qawiyyul Dewi dengan segala dinamika dan tantangannya yang harus kita lalui, Febuari dimana kita dengar ada suatu penyakit dari cina sana akibat makan kelelawar (gak sekalian kalajengking juga lu makan..!!), dan menyebar sangat cepat ke berbagai negara, namanya Covid 19. Di awal-awal kita dengar kayak sambil lalu aja, sama seperti berita2 lain, yah paling bentar lagi redup sama berita gosip, atau ketimpa berita artis masuk penjara karena narkoba, tunggu aja.. Di tambah pemerintah saat itu meyakinkan negara kita gak bakal kena dan dengan percaya dirinya malah mempromosikan pariwisata ke dunia luar. Sampai akhirnya maret kasus positif pertama masuk indonesia, yang di bawa oleh suspect pelancong asal jepang, jegeeerrrr…!! Satu negri heboh. Dan lebih na’asnya lagi kasus positif pertama itu di depok, yang jaraknya gak lebih dari 10km tempat saya tinggal dan beraktifitas, alamak!

Semua aktivitas dan pola hidup semakin berubah, dari yang sakit harus pake masker, sampe yang sehat harus pake masker juga, dari yang tadinya cuman di diluar pake masker sampe dalem rumah juga harus pake masker, pembatasan jarak dengan narasi “Social Distancing”, sampai gak boleh keluar sama sekali atau kalo kepepet banget baru boleh keluar, perkantoran di wajibkan wfh (Work From Home, isitilah anak startup milenial yang mendadak tenar), jakarta sepi, lebih sepi dari hari lebaran selama beberapa minggu, tapi akhirnya perekonomian tumbang dan jakarta kembali di buka, perkantoran kembali di buka, akhirnya resiko kasus semakin bertambah dan gak ketulungan bukan hanya yang tertular tapi juga yang meninggal. Akhirnya di tutup lagi, tapi lantas perekonomian tumbang lagi, terus di buka lagi, terus gitu aja gak konsisten karena gak ada solusi dan penyelesaian.

covid-19-3m

Iya gak ada solusi, karena emang ini penyakit belom ada obatnya, pilihannya hanya berdiam di rumah tapi mati kelaparan atau keluar tapi mati karena sakit, akhirnya ya banyak orang pilih opsi ke-2. Jalan kembali ramai dengan aktivitas dan perkumpulan, seakan pemerintah juga kewalahan dengan kondisi yang ada jadi yaaa.. di biarkan saja, dari yang memang harus keluar rumah karena menyangkut hidup dan mati atau keluar rumah hanyak karena nongkrong2, akhirnya jadi gak jelas. Di tambah ini penyakit juga makin gak jelas, karena ada istilah OTG (orang tanpa gejala), Carier (OTG yang nularin ke orang2), yang ketularan ada yang bisa sakit parah sampe meninggal, ada juga yang gak kenapa2 ya OTG tadi, makanya banyak orang yang beranggapan ini penyakit hanyalah konspirasi semata, padahal kasusnya, yang sakit ada di depan mata.

Tapi kita fikir ah ini sebentar paling seperti biasa paling lama 3 bulan juga udah selesai (lebih ke nenangin diri sendiri sih), tapi sampai hari ini, akhir tahun belum ada solusi juga dan angka kasus tertular juga kematian semakin tinggi di negri ini, yang mana di negara lain sudah berangsur membaik, nahas!! Walaupun di desember sudah ada titik terang mengenai vaksin, tapi dengan kuota terbatas jangka waktu penyebaran 3,5 tahun. What! di suruh nunggu 3,5 tahun dan entah tahun keberapa giliran kita kedapatan itu vaksin.

Pandemic ini semua orang susah, semua orang berhemat, semua orang jadi sadar pentingnya kesehatan, banyak yang hilang pekerjaan, kena phk, harus di rumahkan, dan lain-lain. Tapi gak sedikit juga pada sebagian hal di untungkan dari pandemic ini, sebagian orang yang mampu bertahan dan melakukan perubahan dengan cepat beradaptasi dengan keadaan. Dan dari sektor bisnis digital justru di pandemic ini semakin tumbuh berkembang, ya di sektor industri ini adalah yang sedang saya emban sekarang.

online-meeting

Online Meeting Pertama Badr Interactive

Sungguh bersyukur saya, bekerja di sebuah perusahaan startup teknologi bernama Badr Interactive menjadi seorang developer dan software engineer, dengan pandemic ini justru malah semakin banyak yang bisa lebih di syukuri, misal dengan full wfh dari awal pandemi (sempat 2 bulanan seminggu 2x tapi akhirnya kantor kembali di tutup dan full wfh kembali sampai saat ini) dengan melihat pertumbuhan anak dan memperhatikan istri banyak hal yang saya bisa lakukan. Sebagai sebuah perusahaan software house dengan model bisnis “client base”, walaupun di sektor digital model bisnis seperti ini juga banyak perusahaan lain yang tumbang karena kebanyakan cash flow macet karena tertahan pada client yang terdampak pandemi, tetapi alhamdulillah saya dan temen2 di Badr Interactive sangat bersyukur. Secara cash flow perusahaan ini cukup baik, bisa tetep dapet THR, bonus bulanan dan lainnya. “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban…”

Intinya saya ingin berterimakasih dan bersyukur pada tahun yang “berengsek” ini, tahun yang banyak mengubah pola hidup, dari aktiv gaming, baca buku, jarang olahraga, gak jalan2, gak pernah keluar rumah (kasian anak2 sih, ya tapi mau gimana lagi) boro2 mau liburan, sampai rejeki2 dari Allah yang gak pernah bisa di hitung, Alhamdulillah. Semoga di tahun depan pandemic ini bisa berakhir dan hidup normal seperti biasanya, dan kita semua bisa melewati masa sulit ini. Amiinnn..

Mohon maaf jadi jarang tulis blog selama pandemi ini karena penyesuaian aktivitas, di tambah domain saya ekaprasasti.com lupa perpanjang dan ketika mau di urus udah keburu di “comot” orang, hiks! Semoga bisa balik domainnya, eh rajin lagi nulis blognya.. :D