meeting

Photo by fauxels from Pexels

Sebagai seorang developer pada sebuah team yang minimal setidaknya ada 3 role di sana PM (Project/Product Manager), QA (Quality Asurance/Software Tester) dan developer itu sendiri atau lebih, tergantung dari besarnya project yang artinya banyak role dan anggota team yang terlibat di sana, satu yang tidak bisa di hindari dalam hal komunikasi dan koordinasi adalah mengenai meeting. Meeting sangat berguna untuk transparansi setiap anggota team supaya bisa tracking masing2 anggota progress dan kendala yang di hadapi di lapangan, terlebih untuk PM sebagai supervisor dari project atau product itu sendiri, dan juga anggota team lain tentunya. Apalagi dalam masa pandemi dan full WFH seperti ini masalah komunikasi dan koordinasi memang menjadi tantangan tersendiri.

Dalam agile kita mengenal yang namanya daily meeting, atau meeting harian selama 10 sampai 15 menit mengenai progress dan kendala yang di temui di hari sebelumnya dan rencana mengenai apa saja yang akan di kerjakan pada hari itu, setiap individu akan di “interogasi” satu persatu, idealnya memang hanya maksimal 15 menit, tapi ini tergantung juga terhadap besarnya team pada sebuah project semakin banyak yang terlibat maka pembahasan semakin panjang, karena per individu harus berbicara mengenai progress dan masalahnya masing-masing, nah disini mulai muncul masalah untuk developer.

Sebagai seorang developer kita di targetkan menyelesaikan adalah sebuah product akhir lewat kodingan yang kita buat yang menjadi sebuah solusi, tapi untuk role lain yang fokus pada manjemen khususnya PM, sementara pada role ini memang yang menjadi target atau hasil dari pekerjaan mereka adalah hasil dari meeting itu sendiri, jadi justru untuk role ini memang terkadang dengan meeting semakin lama, semakin detail, jelas dan transparant semakin baik untuk hasil tracking target mereka. Tetapi masalahnya adalah semakin lama meeting tidak selamanya semakin detail, efektif dan efisien, tergantung dari pm itu sendiri, untuk sebagian role terutama dalam konteks ini adalah developer, semakin lama meeting artinya semakin lama untuk memulai eksekusi, semakin tracking pekerjaan dan timeline terganggu.

code

Photo by Markus Spiske from Pexels

Di sinilah yang menjadi masalah, pernah saya alami dalam sebuah project untuk daily meeting memakan waktu minimal 1 jam, itu minimal, rata2 lebih dari itu, belum lagi tidak ada waktu mulai jam meeting yang di sepakati tiap hari, artinya “se-ngabarin” PM nya aja mau daily meeting jam berapa, ini sangat mengganggu sekali untuk workflow dan timeline pekerjaan sebagai developer, isitlahnya “meeting terus, kapan gw ngodingnya…??”, apalagi jika 1 developer itu tidak hanyak menangani 1 project, waduh berantakan pasti itu tiap hari.

Dalam kondisi ini developer untuk mempunyai fleksibilitas cukup tinggi, yang mana sangat sulit untuk role teknis, karena spesifikasi teknis project tidak fleksibel tapi proses kerjanya di tuntut fleksibel. Dan dalam kondisi seperti ini juga baiknya PM lebih bisa mengevaluasi dan meng-efektifkan daily meeting untuk menjaga jangan sampai 15 menit maksimal dalam aturan agile, jika waktu yang di perlukan memang harus lebih dari itu sebaiknya memang di fikirkan strategi-strategi yang lain dalam berkomunikasi, misal dengan daily meeting tidak setiap hari (ya bukan daily meeting lagi namanya ya, tapi apa boleh buat untuk produktivitas), atau jika terlalu besar teamnya dengan memecah team yang kemungkinan koordinasinya saling berkaitan pada jam2 tertentu saja setiap hari, atau minimal jam meeting yang disiplin sudah cukup membantu developer untuk tetap menjaga produktivitasnya.

Nah kalo di tempat kerja kalian gimana kondisinya? Yuk kita diskusi di kolom komentar..